Senin, 09 Juni 2008
Kamis, 05 Juni 2008
Selasa, 06 Mei 2008
Penyair-penyair Hebat di Mataku
Kak Amir
sulit tuk percaya
aku yang sudah mati
diterkam, dibunuh
puisi puisi luguku sendiri
lalu kini berdiri
mulai menantang hari
dan menulis puisi matahari
kau mengajar lewat puisimu
sungguh!
kau adalah guru segala puisiku!
meski ini kaki hilang jejakmu
tapi ini hati slalu jadi murid sajakmu!
Abdurrahman Faiz
bagaimana mungkin
sedini itu ada sajak
sentuh palung hati
para para tak bijak
namun ini hati percaya
bila kau yang bicara
Diena Rifaah
bangga
kagum
takjub
perempuan harus lepas
dari temali kekang
saatnya, lelaki jadi puisi
dan kita
tinggal bersyair
M. Aan Mansyur
buku bukumu lebih tahu aku
dibanding-mu-
mereka bicara banyak
tentang menulis sajak
mereka seolah punya corak
khas membenci bapak
mereka mereka pun tahu
aku punya satu corak sama
denganmu
nanti kuberi tahu
salah satunya, kuambil setengah
aku mencintai puisimu.
Nur Fitriani Zainal
sekian kalinya
aku bangga
memang kita harus bangkit
negeri ini sakit!
dan kau, perempuan
datang lagi
namun tidak atas nama puisi
engkau penyair!
Moh. Mustamar Natsir
aku tak pernah mampu
mendefinisikanmu
sebab tiap hitungan waktu
adalah malaikat malaikat
yang turun yakinkanku
:bahwa kau lebih baik dari puisimu!
Achmad Irfan
lebih dari sekedar penyair!
kau mahir, ayah!
mahir lantunkan kisah..
Fahmi Ramadhan
bukan puisi yang buatmu agung
namun tapak langkah susah
jerit sang fatahillah
dan garis senyum abadi
itu yang buatku kagum padamu, penyair!
Eko Putra
kau membaca sejarah
tuk tulis puisi
pun kadang
kau tulis sejarah
tuk sekedar membaca
sebuah puisi
jarang kutemui lelaki
yang mau jadi puisi
-----------------------------------------------
Makassar, 1 Mei 2008
"Tak perlu jauh-jauh, penyair-penyair hebat ada di hadapanku..."
sulit tuk percaya
aku yang sudah mati
diterkam, dibunuh
puisi puisi luguku sendiri
lalu kini berdiri
mulai menantang hari
dan menulis puisi matahari
kau mengajar lewat puisimu
sungguh!
kau adalah guru segala puisiku!
meski ini kaki hilang jejakmu
tapi ini hati slalu jadi murid sajakmu!
Abdurrahman Faiz
bagaimana mungkin
sedini itu ada sajak
sentuh palung hati
para para tak bijak
namun ini hati percaya
bila kau yang bicara
Diena Rifaah
bangga
kagum
takjub
perempuan harus lepas
dari temali kekang
saatnya, lelaki jadi puisi
dan kita
tinggal bersyair
M. Aan Mansyur
buku bukumu lebih tahu aku
dibanding-mu-
mereka bicara banyak
tentang menulis sajak
mereka seolah punya corak
khas membenci bapak
mereka mereka pun tahu
aku punya satu corak sama
denganmu
nanti kuberi tahu
salah satunya, kuambil setengah
aku mencintai puisimu.
Nur Fitriani Zainal
sekian kalinya
aku bangga
memang kita harus bangkit
negeri ini sakit!
dan kau, perempuan
datang lagi
namun tidak atas nama puisi
engkau penyair!
Moh. Mustamar Natsir
aku tak pernah mampu
mendefinisikanmu
sebab tiap hitungan waktu
adalah malaikat malaikat
yang turun yakinkanku
:bahwa kau lebih baik dari puisimu!
Achmad Irfan
lebih dari sekedar penyair!
kau mahir, ayah!
mahir lantunkan kisah..
Fahmi Ramadhan
bukan puisi yang buatmu agung
namun tapak langkah susah
jerit sang fatahillah
dan garis senyum abadi
itu yang buatku kagum padamu, penyair!
Eko Putra
kau membaca sejarah
tuk tulis puisi
pun kadang
kau tulis sejarah
tuk sekedar membaca
sebuah puisi
jarang kutemui lelaki
yang mau jadi puisi
-----------------------------------------------
Makassar, 1 Mei 2008
"Tak perlu jauh-jauh, penyair-penyair hebat ada di hadapanku..."
Jumat, 28 Maret 2008
apa apa
Pada ulang tahunku yang ke tujuhbelas, ada seseorang yang berkata padaku:
"Maaf, saya belum bisa ngasih apa-apa..."
Kemudian, aku kembali teringat. Pada suatu waktu, entah tanggal berapa itu.
Aku berkunjung ke rumah rekan ayah. Sang pemilik rumah menyuguhkan secangkir teh,
dan beberapa jenis kue kering, seraya berkata:
"Aduh, silahkan dicicipi...kita nggak punya apa-apa neh..."
Dan saat sahabatku bersedih. Entah karena masalah apa. Namun, aku tahu ia sedang sedih.
Akhirnya aku bertanya padanya : "hey, kamu kenapa?"
Lalu ia menjawab:
"Sudahlah, tenang saja...aku tidak apa-apa kok..."
Hhh...rasanya tidak ada kosa kata yang lain. Hanya apa-apa, apa-apa dan apa-apa.
Sebenarnya apa-apa itu apa sih?ini yang selalu aku tanyakan pada kakak-kakakku...
Aku ingin tahu apa pengertian yang sesungguhnya...Apakah termasuk kata benda atau kata kerja..?
Seandainya apa-apa itu adalah gambaran sebuah benda. Dapat dibayangkan, betapa mahalnya benda itu.
Tidak hanya mahal, mungkin pula benda itu sangat langka dan susah diperoleh.
Bukankah ketika seorang pejabat menghadiri perayaan ulang tahun rekannya, ketika hendak memberikan
kado. Ia akan berkata : "Maaf, saya nggak bisa ngasih apa-apa...hanya ini".
Terlihat jelas bahwa apa-apa itu sangatlah tinggi harganya. Bahkan pejabat terkaya pun belum sanggup
membelinya...
ini benar-benar hal yang memusingkan. apa-apa?kamu siapa dan apa sebenarnya?
ada satu impianku, kelak jika aku punya banyak uang. Aku hendak membeli apa-apa, dan semoga saja
uang yang aku miliki cukup untuk membelinya. Sebab aku sendiri pun tak tahu berapa harganya....
"Maaf, saya belum bisa ngasih apa-apa..."
Kemudian, aku kembali teringat. Pada suatu waktu, entah tanggal berapa itu.
Aku berkunjung ke rumah rekan ayah. Sang pemilik rumah menyuguhkan secangkir teh,
dan beberapa jenis kue kering, seraya berkata:
"Aduh, silahkan dicicipi...kita nggak punya apa-apa neh..."
Dan saat sahabatku bersedih. Entah karena masalah apa. Namun, aku tahu ia sedang sedih.
Akhirnya aku bertanya padanya : "hey, kamu kenapa?"
Lalu ia menjawab:
"Sudahlah, tenang saja...aku tidak apa-apa kok..."
Hhh...rasanya tidak ada kosa kata yang lain. Hanya apa-apa, apa-apa dan apa-apa.
Sebenarnya apa-apa itu apa sih?ini yang selalu aku tanyakan pada kakak-kakakku...
Aku ingin tahu apa pengertian yang sesungguhnya...Apakah termasuk kata benda atau kata kerja..?
Seandainya apa-apa itu adalah gambaran sebuah benda. Dapat dibayangkan, betapa mahalnya benda itu.
Tidak hanya mahal, mungkin pula benda itu sangat langka dan susah diperoleh.
Bukankah ketika seorang pejabat menghadiri perayaan ulang tahun rekannya, ketika hendak memberikan
kado. Ia akan berkata : "Maaf, saya nggak bisa ngasih apa-apa...hanya ini".
Terlihat jelas bahwa apa-apa itu sangatlah tinggi harganya. Bahkan pejabat terkaya pun belum sanggup
membelinya...
ini benar-benar hal yang memusingkan. apa-apa?kamu siapa dan apa sebenarnya?
ada satu impianku, kelak jika aku punya banyak uang. Aku hendak membeli apa-apa, dan semoga saja
uang yang aku miliki cukup untuk membelinya. Sebab aku sendiri pun tak tahu berapa harganya....
Langganan:
Postingan (Atom)